BANGKINANG (RIAUPOS.CO) -- UNIT Layanan Waduk PLTA Koto Panjang melakukan pembukaan pintu aliran air (spillway) waduk PLTA Koto Panjang pada Kamis (9/12) pukul 15.00. Plt Manajer Unit Layanan PLTA Koto Panjang Cecep Sofhian Munawar tetap meminta masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di sekitar daerah aliran sungai (DAS) Sungai Kampar tetap waspada.
Setelah pembukaan tiga pintu spillway setinggi 30 cm, outflow air berada di kisaran 150 m3/s, sementara inflow masih cukup tinggi, sekitar 1397.25 m3/s. Setelah pelepasan juga, Unit Layanan PLTA Koto Panjang menurut Cecep akan terus melakukan update atau pembaharuan kondisi terkini waduk yang berada di Desa Merangin, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar itu.
"Kami mengimbau kepada masyarakat yang berada di aliran sungai hilir PLTA Koto Panjang agar tetap waspada dengan adanya kenaikan ketinggian air sungai saat ini. Karena setelah pelepasan sore ini (kemarin, red), elevasi waduk berada pada posisi 82.82 mdpl dengan inflow waduk yan masih tinggi, 1397.25 m3/s. Pembukaan spillway akan kami update sesuai inflow dan elevasi ketinggian waduk," terangnya.
Pelepasan spillway ini sendiri dilakukan setelah melalui proses pemantauan menit per menit oleh pengelola waduk PLTA Koto Panjang. Pantauan serius sudah dilakukan sejak hujan lebat terus melanda kawasan bagian hulu waduk PLTA, hingga pada Sabtu (6/12) lalu terjadi kenaikan hingga posisi 81.00 mdpl. Elevasi setinggi itu, menurut Cecep, membuat pihaknya terus waspada. Pasalnya, dalam kondisi normal, elevasi waduk PLTA Koto Panjang berada pada posisi 80.00 mdpl.
Pada hari yang sama namun pada sore hari, elevasi kembali naik ke level 81.22 mdpl. Pada waktu itu tercatat outflow berkisar pada 231.51 m3/s dan inflow masih terbilang kecil, kisaran 539.08 m3/s. Namun sehari setelah itu, pada Ahad (8/12) sekitar 14.00, elevasi naik lagi tipis ke posisi 81.80 mdpl. Hal ini diikuti lonjakan inflow ke posisi 800.73 m3/s.
Baru pada Senin (9/12) siang sekitar pukul 14.00, elevasi waduk sudah mencapai rekor baru pada musim hujan kali ini. Terpantau elevasi berada pada posisi 82,73 mdpl. Sementara inflow sudah melebihi batas atas 1.000 m3/s. Akhirnya Cecep memutuskan melakukan pembukaan tiga spillway sekaligus dengan ketinggian 30 cm. Diputuskan dilepas sekitar pukul 15.00 WIB. Sebelum dilakukan, surat edaran langsung dilayangkan ke sejumlah instansi terkait. Termasuk ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kampar, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar. Sesuai Standard Operating Prosedure (SOP), Unit Layanan PLTA Koto Panjang juga menyurati seluruh camat dan kepala desa yang wilayahnya masuk dalam DAS Sungai Kampar yang berada di hilir waduk.
Sementara itu, BPBD Kabupaten Kampar pada sore pelepasan spillway langsung mengeluarkan edaran dan melakukan antisipasi penanggulangan banjir. Kepala BPBD Kampar Tarmizi menjelaskan, seiring surat edaran yang dikeluarkan pengelola Waduk PLTA Koto Panjang, dirinya mengimbau seluruh masyarakat yang berada di daerah aliran sungai (DAS) Kampar, untuk waspada dan lebih berhati-hati.
Selain itu, BPBD Kampar menurut Tarmizi juga akan mempersiapkan alat transportasi untuk mengantisipasi banjir. Karena selain dibukanya spillway, hujan yang terus-menerus mengguyur hulu Sungai Kampar juga dianggap berpotensi menyebabkan banjir.
"Kami meminta agar masyarakat melalui aparat desa selalu berkoordinasi dengan camat serta instansi terkait untuk terus bersama-sama memonitor dan melaporkan bila terjadi banjir," terangnya.
Tarmizi juga meminta kepada warga agar mengambil langkah antisipasi bila nanti benar-benar terjadi banjir. Menurutnya warga bisa mempersiapkan alat transportasi seperti sampan. Terutama mereka yang berada di DAS Sungai Kampar, diharapkan sudah mempersiapkan tempat penyimpanan barang, surat-surat berharga dan harta benda lainnya.
"Yang terpenting juga, masyarakat yang memiliki keramba ikan di tepian Sungai Kampar agar selalu waspada. Kami berharap tidak ada warga yang kehilangan keramba. Jadi mohon ditambah dan dipantau keramba masing-masing," tutupnya.
Naiknya debit air Sungai Kampar akibat pelepasan spillway PLTA Koto Panjang sudah diwaspadai petambak ikan. Mereka sudah siap-siap sejak surat edaran pemberitahuan dari Unit Layanan PLTA Koto Panjang. Bahkan petambak yang tidak berada di lokasi sudah menelepon keluarganya untuk segera mengantisipasi. Seperti Hasby, salah seorang petambak di Desa Pulau Tinggi, Kecamatan Kampar.
"Waktu edaran saya terima, kebetulan saya di Bangkinang, hingga pukul 15.00 saat air dilepas. Tapi saya sudah menelepon ke kampung agar segera ke rambah ditarik ke tepi sungai dan dijaga menjelang air datang," sebut Hasby yang sempat ditemui wartawan di Bangkinang.
Saat dikonformasi kembali sekitar pukul 22.30 WIB malam ini, Hasby dan sejumlah petambah di Kecamatan Kampar menyebutkan kerambah mereka aman. Selain sudah ditarik semua ke tepi sungai, air yang naik tidak begitu tinggi. Dirinya bersyukur, pengelola PLTA masih konsisten memberitahukan kepada masyarakat terkait pembukaan spillway waduknya.
Kendati merasa aman sudah meninggalkan kerambahnya pada malam itu, Hasby meminta pemerintah tetap memberikan perhatian serius selama banjir. Apalagi kalau sampai suatu ketika memang terjadi musibah dan keramba milik petambak hanyut. Peternak ikan dengan keramba ini berharap mereka dapat perhatian dari pemerintah bila terkena musibah.
Sungai-Sungai Meluap
Sementara itu hujan lebat yang merata terjadi di Riau membuat sungai-sungai meluap. Di Kabupaten Kuansing, Sungai Kuantan dan Singingi meluap, Senin (9/12). Meski belum banyak merendam rumah warga, namun luapan air sungai berkemungkinan akan terus naik. Pantauan Riau Pos di lapangan daerah yang langganan banjir sudah mulai masuk ke rumah-rumah warga. Saat ini, di Kabupaten Kuansing terus diguyur hujan. Jika keadaan itu berlangsung lama, maka diperkirakan dalam waktu dekat akan terjadi banjir.
Di Kabupaten Pelalawan sejak sepekan terakhir debit air di Sungai Nilo meluap. Khususnya di Desa Lubuk kembang Bunga, Kecamatan Ukui. Akibat dampak meluapnya air sungai tersebut, telah membuat ruas badan jalan digenangi air dengan ketinggian mencapai 30 cm. Meski mengganggu aktivitas masyarakat setempat, namun jalan masih bisa dilalui masyarakat menggunakan kendaraan.(yas/amn/ted)
Laporan HENDRAWAN, Bangkinang